Wednesday, May 22, 2013

Desa Sade, desanya orang sasak


satu kisah dari pulau lombok yang eksotis adalah tentang desa sade, desa yang penghuninya adalah penduduk asli lombok, yaitu suku sasak. desa sade ini adalah salah satu tempat incaran yang harus-dan-mau-banget gue samperin di lombok. maklum, gue doyan banget sama hal yang berbau budaya, terutama dari indonesia yang terlalu kaya dengan budayanya. 

yaak, saatnya petualangan dimulai. 
begitu menjejakkan kaki di airport internasional lombok, gue pun langsung menuju desa sade ini. kebetulan jalan ke desa sade searah dan sejalan sama perjalanan gue ke hotel. ya, paslah, sekali mendayung dua pulau terlampaui. 

plang desa sade

di temani guide asli suku sasak bernama pak enaf (kata bapaknya, nama dia bukan berarti 'enough' yang kayak orang bule bilang yah.), gue pun mulai menyusuri desa yang sudah berumur 300 tahun ini. udah ada 15 generasi turun temurun yang tinggal di sana dan saat ini penduduknya ada sekitar 700 orang, ya kurang lebih ada 180 keluarga disana. penduduk desa sasak rata-rata masih menggunakan bahasa sasak, gak banyak yang udah ngerti bahasa indonesia. 

"nama saya enaf, tapi bukan enough yang kayak bule bilang yah!"
the guide beserta kain tenun jualan

begitu masuk, terasa banget kalo desa sasak ini masih tradisional banget. semua bangunan yang ada masih beratapkan alang-alang, tembok dan lantainya pun terbuat dari tanah liat yang dicampur sama kotoran kerbau. uniknya, mereka ngepel pun pake kotoran kerbau loh. eits tapi tenang aja, gak bau kok, karena kotoran kerbau yang dipake adalah yang fresh from the oven, alias baru keluar dari sumbernya. "kalo kotorannya udah lama atau berhari-hari jadinya bau," kata pak enaf. 
disini belum mengenal listrik juga. untuk penerangan di malam hari, mereka menggunakan lampu yang dibuat dari kulit kerang dan dinyalain pake minyak, namanya penyembeh. 

penyembeh

suku sasak mempunyai tiga tipe rumah adat yang berbeda-beda ukurannya. rumah adat yang paling kecil disebut balai kodong, cuma muat untuk dua orang dan punya satu ruangan saja. jadi segala aktivitas dilakuin di ruangan itu, biasanya sih yang tinggal disini adalah pasangan newly wed atau lansia yang sudah tinggal sendirian. rumah adat yang lebih besar  bebrbentuk segi empat disebut balai bontar dan rumah adat yang paling besar disebut balai kodong. rumah adat yang besar udah ada ruangan-ruangannya gitu, ada bagian atas dan bawahnya. serunya, ada satu balai kodong milik penduduk sana yang boleh dimasuki dan dilihat-lihat oleh pengujung desa sade. 

balai kodong
balai tani

untuk acara suku , desa sade mempunyai sebuah aula yang disebut balai berugak. kalau di kota ini semacam aulanya gitu deh, jadi kalau ada rapat desa, acara kawinan, atau apapun akan diadakannya disini. letaknya pas di depan pintumasuk desa sade. outdoor gitu. 

nah untuk aktivitas sehari-hari, penduduk desa sade rata-rata bertani, tapi hasil panen mereka gak untuk diperjual belikan  melainkan untuk dikonsumsi sendiri. mereka punya satu tempat yang disebut alang dan digunakan untuk menyimpan hasil panen mereka, katanya sih buat jaga-jaga kalo (amit-amitnya) mereka gagal panen jadi mereka masih ada persediaan makanan. alang  ini digunakan oleh semua penduduk desa sade, karena cuma ada satu. 

alang
selain bertani, mereka juga menenun loh. kainnya dibuat dari kapas, jadi dari kapas dijadiin benang terus ditenun deeh. kemarin itu gue diliatin caranya bikin kapas jadi benang. ada satu alat gitu, modelnya ampir mirip kayak roda buat mainan hamster, nah alat itu yang dipake buat bikin kapas jadi benang. nama alatnya arah. 

arah
pas gue disana, gue sempet khawatir dengan pendidikan anak-anak disana, terutama setelah mendengar ke-tradisional-an mereka. tapi kekhawatarin gue dijawab dengan pak enaf, karena generasi yang sekarang dari suku sasak sudah mengenyam pendidikan. di sekitar desa mereka ada sekolah dan disanalah anak-anak ini bersekolah. makanya sudah ada dari mereka yang mengenal bahasa indonesia, sebelumnya gak ada yang ngerti bahasa indonesia loh. asli banget sasaknya. :) 

ah menyenangkan sekali menjelajah desaa sade ini. 
cukup terpana dengan ke-tradisional-an yang mereka miliki, keren aja gitu. pasti masih ada desa lain di luar sana yang mirip-mirip begini. harus banget nih dicari tau dan dieksplor hehe. 
oya, kalo berkunjung ke desa sasak bisa juga beli oleh-oleh berupa kain tenun atopun gelang-gelangan gituu. kainnya yang mereka tenun itu, kalo gelang gatau deh titipan apa mereka buat sendiri. 


gelang jualan 

salam dari desa sade, 
anje. 


ps. maafkan foto-foto yang seadanya, karena saya gak jago moto. :p

0 comments:

Post a Comment